Senin, 04 April 2011

Pendidikan Anak Jalanan Tersisih Akibat Penggusuran
   Jakarta, 11 Februari
   
   Penggusuran membawa persoalan pelik bagi anak-anak jalanan untuk
   mendapatkan hak pendidikan dan pengajaran. Anak-anak yang orang tuanya
   terkena gusuran, banyak kehilangan kesempatan untuk memperoleh
   pendidikan. Padahal, pemerintah menyatakan, negara kita yang
   memberikan kesempatan belajar bagi anak-anak.
   
   Hal itu diungkapkan oleh Edy Karyanto, pendamping anak jalanan dari
   Institut Sosial Jakarta dalam diskusi terbatas tentang anak jalanan di
   Kantor Suara Pembaruan, hari Jumat (7/2). ''Akibat penggusuran itu,
   saya kira anak-anak maupun orang dewasa bisa menuntut para penggusur
   untuk mempertimbangkan hak anak untuk melindungi pendidikannya,'' ujar
   Edy.
   
   Ditambahkan, saat ini memang belum ada pendidikan khusus bagi
   anak-anak jalanan. Tapi anak jalanan ingin agar pemerintah
   memperhatikan pendidikan termasuk kesejahteraannya dan pihaknya siap
   untuk membantu.
   
   Menurutnya, alasan pemerintah kurang memperhatikan pendidikan anak
   jalanan karena mereka melihat pendidikan anak jalanan bukan suatu
   proyek yang menguntungkan kalau dibandingkan dengan pembangunan jalan
   raya, misalnya.
   
   Untuk itu, lanjut Edy, pemerintah harus bertanggung jawab untuk
   memperhatikan anak jalanan. Karena pada dasarnya negara kita mengakui
   dan memberikan perlindungan kepada anak-anak, khususnya kepada anak
   telantar.
   
   Untuk tegasnya, anak jalanan merupakan anak yang tidak diuntungkan.
   Karena tidak mendapat kesempatan sekolah. Pemerintah harus memberi
   jatah sekolah untuk anak-anak yang miskin.
   
   Kemudian kedua mereka yang pandai dan kaya juga harus memperhatikan
   pendidikan untuk mereka yang mampu atau miskin. Tidak cukup hanya
   menjadi orang tua asuh bagi anak miskin.
   
   Sesungguhnya bentuk sekolah atau pendidikan yang pas untuk anak
   jalanan tidak harus sekolah formal atau memberikan fasilitas
   pendidikan khusus lainnya. Model pendidikan bagi anak jalanan dapat
   berupa sanggar atau kelompok.
   
   Sementara itu, Koordinator Advokasi Anak Jalanan, Tigor Nainggolan SH
   menilai salah satu penghambat anak jalanan untuk dapat berbuat adalah
   Perda No 11 Tahun 1988 tentang keamanan, ketertiban dan keindahan
   kota.
   
   Dikatakan, Peraturan Daerah itu menjebak anak jalanan untuk melakukan
   pekerjaanya dimana mereka harus survive ditengah kota besar. Anak
   jalanan kerap dikejar, ditangkapi serta diperlakukan tidak adil oleh
   aparat Pomong Praja yang menjadi Perda tersebut sebagai alasan utama.
   
   ''Untuk hidup di tengah kota anak jalanan semakin tersingkir dan sulit
   untuk beraktivitas. Yang sangat memprihatinkan adalah perlakuan tidak
   manusiawi para aparat ketika menangkapi anak-anak jalanan tersebut,''
   ujarnya.
   
   Selain Perda tersebut, lanjut Tigor, para pelaku ekonomi juga merampas
   lahan mereka. Para pelaku ekonomi itu telah melihat sampah yang
   menjadi sumber kehidupan anak jalanan sebagai tambang yang berharga.
   Sehingga untuk mencari sampah pun mereka mengalami kesulitan.
   
   Belajar Cara Gembel
   
   Edy Karyanto menambahkan, para anak jalanan biasanya sudah lama punya
   cara belajar sendiri. Misalnya, untuk bisa makan, mereka akan
   mengasong, menyemir sepatu, memulung. Karena itu, anak-anak jalanan
   sebaiknya jangan cepat-cepat dipaksa, diatur-atur.
   
   Menurutnya, penanganan anak jalanan sebaiknya dilakukan dengan jalan
   mengumpulkan mereka terlebih dahulu, ditanyakan apa pekerjaanya,
   kemudian apa kemauannya. Seperti adanya rumah terbuka yang ada di
   Kampung Jembatan atau dulu di Jalan Panti Asuhan.
   
   Di rumah tersebut, ujar Edy, mereka berkumpul kemudian ngobrol,
   ditanyakan maunya apa, kemudian mereka diberi tugas. Jadi di rumah itu
   mereka menjadi satu keluarga. Belajar tanggung jawab menabung,
   memelihara alat musik dan memelihara rumah. ''Pendidikan yang cocok
   bagi anak jalanan adalah pendidikan yang menjawab kebutuhan.
   Pendidikan yang sesuai dengan lingkungan mereka, itu yang cocok buat
   anak yang sering tergusur,'' ujarnya. (EB/A-7) 


DAN INI GAMBAR ANAK JALANAN YG KURANG MAMPU, TDK MEMPUNYAI PENDIDIKAN, AYO BANTU SAHABAT KITA YG SEDANG KESUSAHAN DALAM PENDIDIKANNYA:
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar